Rabu, 17 Juli 2019

Temu Kangen Dengan Kang Cepi Noval



Purwakarta – Anda tentu pernah mendengar cerita “Malin Kundang”, yakni legenda dari Sumatera Barat yang kesohor ke seluruh nusantara. Legenda itu menceritakan sosok pemuda yang setelah sukses di perantauan, menjadi pribadi yang sombong dan durhaka. Bahkan, tidak mau mengakui ibu kandungnya, sehingga dikutuk menjadi batu.

Tidak demikian dengan sosok pria satu ini. Ibarat kacang, ia tak lupa pada kulitnya. Tidak lupa pada asal-usulnya, bahkan selalu semangat menjalin komunikasi dengan almamaternya di SMPN I dan SMAN I Purwakarta. Prinsipnya, pria ini ingin mengharumkan Purwakarta di mana pun dia berada.

Padahal, statusnya kini seorang perwira tinggi. Kapolres Padang Panjang, Sumatera Barat adalah jabatan yang disandangnya sekarang. Ya, AKBP Cepi Noval, S.IK adalah putra kelahiran Purwakarta.

Dia tinggal di Kampung Baranangsiang (Simpang), Kelurahan Nagri Kidul, Purwakarta. Cepi kecil suka bermain dan berlarian ke Pasar Rebo. Maklum, bapaknya seorang pedagang pakaian di pasar itu. Tahun 2002, ia menikahi Mayri Christina, gadis asal Pasawahan, Purwakarta. Buah dari perkawinannya, kini ia telah dikaruniai tiga orang anak yang manis-manis.

Muda dan ganteng, kesan pertama ketika pertama kali mata menatapnya. Familier dan penuh canda adalah kesan berikutnya tatkala berbincang dengannya. Mudah sekali menjalin keakraban, tapi tetap tersirat kewibawaan di wajahnya. Di sini dia tidak dipanggil komandan seperti di kedinasannya, tapi cukup dengan Kang Cepi saja.

Temu Kangen dengan almamater dan  komunitasnya dari SMAN 1 itu dihadiri puluhan insan pers Purwakarta. Sebagai penggagas acara Aa Komara, sahabat sealmamater Cepi Noval di SMAN I Purwakarta. Rumah makan ternama di daerah Ciganea menjadi tempat berkumpulnya. Santap malam dan karaoke merupakan menu utama. Bertindak sebagai MC adalah Ali Novel, pemandu acara yang populer di Purwakarta.

“Temu kangen ini adalah pertemuan yang tertunda. Sebenarnya Kang Cepi akan hadir pada peringatan Hari Pers beberapa bulan lalu. Sayang berhalangan dan baru ada kesempatan saat ini,” ujarnya.

Sekelumit menceritakan pengalamannya, Cepi Noval menuturkan, dia masuk Akpol di Semarang selulus SMAN I tahun 1995.

Selepas Akpol tahun 1998, ia sempat berdinas di NTT dan menjadi Wakapolres Singkawang. Di kota ini Cepi mengaku menemukan falsafah hidup, yang mana sebagai manusia jangan merasa sungkan untuk mengeluarkan infak. Bagaimanapun, tangan di atas memang lebih baik, sambungnya.

Januari 2015 ia menjadi Kasubdit Renata di Padang Panjang. Pada saat inilah prestasinya mengemuka, ketika dia berhasil membongkar kasus prostitusi di bawah umur.

Betapa tidak, di kota yang juga disebut sebagai “Serambi Mekah” selain sebutan untuk Aceh, ternyata ada kasus prostitusi. Celakanya, terciduk beberapa wanita yang masih muda belia.

“ Sangat muda malah, di antaranya ada yang masih di bawah tujuh belas tahun,” ungkapnya.


Tak heran, kata Cepi, kasus ini sangat menghebohkan warga Sumatera Barat. Pihak DPRD Provinsi sempat mengajak hearing, tapi dia menolak dengan alasan hanya bertindak sebagai petugas lapangan. Ia menyarankan pihak DPRD untuk mengundang atasannya, yang lebih berwenang untuk diajak hearing.


Tahun 2016 penegak hukum berprestasi ini diangkat menjadi Kapolres Padang Panjang. Hebatnya, dia menjadi Kapolres termuda se-Indonesia. Bahkan, teman seangkatannya belum ada yang menjabat Kapolres.

 “Malah, sekarang menjadi Kapolres terpanjang, “ katanya, sambil menambahkan bahwa beberapa waktu lalu sebenarnya sudah mendapat perintah untuk pindah ke Polres Bukit Tinggi, tapi dibatalkan.

Alhasil, saat ini sudah 9 bulan tambahan masa kerja menjadi Kapolres di tempat yang sama. Tepatnya, dua bulan lagi genap 3 tahun ia menjabat Kapolres, suatu masa yang jarang didapatkan polisi lain.

Sebagai Kapolres, dia beberapa kali menjembatani bupati di wilayah tersebut untuk study banding ke Purwakarta dan Bandung Barat.

Cepi juga tak segan membantu pejabat pemerintah daerah Purwakarta, yang sedang kunjungan kerja ke wilayah hukumnya. Bahkan, anak ke 6 dari 7 bersaudara ini, juga memfasilitasi beberapa siswa Purwakarta yang sedang mengikuti kejuaraan karate di wilayah itu.

“ Kebetulan orang tua salah satu anak adalah teman saya di SMAN 1,” urainya, seraya menambahkan, siapapun warga Purwakarta yang berkunjung ke Padang Panjang jangan segan-segan menghubunginya.

Sudah menjadi tugas polisi, kata Cepi Noval untuk selalu mengabdi dan melayani masyarakat. Pasalnya, dirinya merasa digaji oleh rakyat dan menjadi kewajibannya untuk menjadi pelayan rakyat.

Begitulah, kepada anak buahnya ia selalu mengajarkan, agar senantiasa bersikap someah di lapangan. Bahkan, ia mengancam akan memutasi anak buahnya yang bersikap belagu.

Namun, seandainya Cepi lupa memutasi anak buahnya yang belagu, biar yang bersangkutan dikutuk ibunya menjadi batu.

Sementara itu, wartawan senior Ajat Sudrajat dalam sambutannya mendoakan agar Kang Cepi sekeluarga senantiasa sehat dan semakin cemerlang kariernya. Kita semua ingin memanggil akang dengan sebutan jenderal suatu saat nanti. Semoga. (Tjimplung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar