Senin, 16 November 2020

Sempat Tak ada Penjemputan Pasien Covid-19 di Purwakarta


Purwakarta – Beberapa minggu terakhir, sempat tak ada penjemputan pasien covid-19 di Purwakarta, karena kehabisan tempat isolasi. Alhasil, mereka yang terpapar, dianjurkan melakukan isolasi mandiri.

Hal itu dikatakan Ketua Fraksi PKS, Dedi Juhari, pada saat reses ke III Tahun 2020 hari terakhir, bertempat di RM Teh Haji Citalang, Jumat (13/11/20). Sebelumnya, Dedi Juhari juga melaksanakan kegiatan yang sama di rumah Sutrisno, Gg Kolam Renang, Desa Purwamekar.

“Beberapa minggu terakhir memang tak ada lagi penjemputan, tak ada lagi pengucilan keluarga warga yang terpapar covid-19, karena Purwakarta sudah kehabisan tempat isolasi,” ujar Dedi. “ Namun, kini pemerintah daerah sudah berhasil menyewa salah satu hotel di Kawasan Industri Bukit Indah, guna mengatasi hal itu,” tambahnya.

Hadir dalam pertemuan itu pengurus DPC PKS, Ketua DPRa dan para pengurus UPPA (Unit Pembinaan dan Pengkaderan) se-Kecamatan Purwakarta, serta puluhan kader PKS pria dan wanita lainnya. Tampak hadir pula, Dodi, mantan anggota DPRD Purwakarta.

“Klaster perjalanan, perusahaan dan rumah tangga, menyumbang lonjakan besar beberapa minggu terakhir ini,” terangnya. “Diprediksi banyak warga yang bekerja di daerah zona merah, perusahaan yang kurang disiplin menerapkan protokol kesehatan, juga banyaknya perumahan di Purwakarta, yang mengakibatkan terjadinya klaster ini,” imbuhnya.

Di Kecamatan Purwakarta, kata Dedi, sedikitnya ada tiga kelurahan yang diperpanjang masa PSBM (Pembatasan Sosial Berskala Mikro), yakni Kelurahan Ciseureuh, Munjul Jaya, dan Sindangkasih.

“Maklum, di tiga kelurahan ini banyak masyarakat yang terjangkiti infeksi virus covid-19,” ungkapnya, seraya menambahkan, Purwakarta kini masuk kategori zona orange (sedang) untuk level Jawa Barat.

Menghindari terjadinya pertambahan lonjakan  kembali, Dedi menyarankan, agar masyarakat lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan. “Jangan pernah kendur menggunakan masker, sering mencuci tangan dengan sabun atau memakai hand sanitizer, serta menghindari kerumunan yang tidak perlu,” tegasnya.

Salah seorang pengurus PKS, Ahmad Yunianto, yang kebetulan bekerja di sebuah perusahaan, di mana perusahaannya memiliki cabang di Purwakarta, Karawang dan Bekasi, berkesempatan memberikan informasi. Menurutnya, walau instruksi datang dari pusat perihal penanganan covid-19 ini, nyatanya cara penanganannya di daerah berbeda-beda.

“Ada yang dua minggu selesai masa isolasi, ada yang sebulan baru selesai. Intinya, masyarakat harus berhati-hati dan tidak boleh menyepelekan, terutama yang mempunyai penyakit bawaan seperti jantung, diabetes, darah tinggi dsb. Pasalnya, kalau mempunyai penyakit bawaan mudah terpapar, dan yang tidak biasanya akan survive,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Dedi meminta masyarakat untuk saling mengingatkan, saling menguatkan, dan saling mendoakan.

“Semoga yang terpapar covid-19 segera diberikan kesembuhan oleh Allah SWT, dan yang sehat semoga terjaga dari serangan virus corona,” harapnya. (Tjimplung)


3 komentar:

  1. Om tjimplung apa kabar? Ini gesit om. Anaknya pak Yadi.

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah baik. gimana kabar gesit, ayah dan mamah?
    masih di Jakarta?

    BalasHapus