Hal
itu dikatakan Ketua Fraksi PKS, Dedi Juhari, pada saat reses ke III Tahun 2020
hari terakhir, bertempat di RM Teh Haji Citalang, Jumat (13/11/20). Sebelumnya,
Dedi Juhari juga melaksanakan kegiatan yang sama di rumah Sutrisno, Gg Kolam Renang, Desa Purwamekar.
“Beberapa
minggu terakhir memang tak ada lagi penjemputan, tak ada lagi pengucilan
keluarga warga yang terpapar covid-19, karena Purwakarta sudah kehabisan tempat
isolasi,” ujar Dedi. “ Namun, kini pemerintah daerah sudah berhasil menyewa
salah satu hotel di Kawasan Industri Bukit Indah, guna mengatasi hal itu,”
tambahnya.
Hadir
dalam pertemuan itu pengurus DPC PKS, Ketua DPRa dan para pengurus UPPA (Unit
Pembinaan dan Pengkaderan) se-Kecamatan Purwakarta, serta puluhan kader PKS pria
dan wanita lainnya. Tampak hadir pula, Dodi, mantan anggota DPRD Purwakarta.
“Klaster
perjalanan, perusahaan dan rumah tangga, menyumbang lonjakan besar beberapa
minggu terakhir ini,” terangnya. “Diprediksi banyak warga yang bekerja di
daerah zona merah, perusahaan yang kurang disiplin menerapkan protokol kesehatan,
juga banyaknya perumahan di Purwakarta, yang mengakibatkan terjadinya klaster
ini,” imbuhnya.
Di
Kecamatan Purwakarta, kata Dedi, sedikitnya ada tiga kelurahan yang diperpanjang
masa PSBM (Pembatasan Sosial Berskala Mikro), yakni Kelurahan Ciseureuh, Munjul
Jaya, dan Sindangkasih.
“Maklum,
di tiga kelurahan ini banyak masyarakat yang terjangkiti infeksi virus
covid-19,” ungkapnya, seraya menambahkan, Purwakarta kini masuk kategori zona
orange (sedang) untuk level Jawa Barat.
Menghindari
terjadinya pertambahan lonjakan kembali,
Dedi menyarankan, agar masyarakat lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Jangan pernah kendur menggunakan masker, sering mencuci tangan dengan sabun
atau memakai hand sanitizer, serta menghindari kerumunan yang tidak perlu,”
tegasnya.
Salah
seorang pengurus PKS, Ahmad Yunianto, yang kebetulan bekerja di sebuah
perusahaan, di mana perusahaannya memiliki cabang di Purwakarta, Karawang dan
Bekasi, berkesempatan memberikan informasi. Menurutnya, walau instruksi datang dari
pusat perihal penanganan covid-19 ini, nyatanya cara penanganannya di daerah
berbeda-beda.
“Ada
yang dua minggu selesai masa isolasi, ada yang sebulan baru selesai. Intinya, masyarakat
harus berhati-hati dan tidak boleh menyepelekan, terutama yang mempunyai penyakit
bawaan seperti jantung, diabetes, darah tinggi dsb. Pasalnya, kalau mempunyai
penyakit bawaan mudah terpapar, dan yang tidak biasanya akan survive,” ujarnya.
Pada
kesempatan itu, Dedi meminta masyarakat untuk saling mengingatkan, saling menguatkan,
dan saling mendoakan.
“Semoga
yang terpapar covid-19 segera diberikan kesembuhan oleh Allah SWT, dan yang
sehat semoga terjaga dari serangan virus corona,” harapnya. (Tjimplung)
Om tjimplung apa kabar? Ini gesit om. Anaknya pak Yadi.
BalasHapusboleh minta kontak nya?
HapusAlhamdulillah baik. gimana kabar gesit, ayah dan mamah?
BalasHapusmasih di Jakarta?