Purwakarta – Tak terasa 20 tahun sudah pengabdian Sukendar (60), sejak
menjadi PTT (Pegawai Tidak Tetap) bagian security (keamanan) DPRD Kabupaten Purwakarta. Tepatnya, ia menjadi
petugas jaga sejak tahun 1999 di DPRD Purwakarta,
bergiliran dengan rekan-rekannya, siang atau malam. Suatu tugas yang cukup berat, mengingat yang
diamankannya adalah aset negara.
Karena jasa-jasanya itu, tak berlebihan kiranya, jika ia dilepas secara
terhormat oleh Kabag Umum DPRD Purwakarta Dany Kurniadi, SH, Senin (7/10), dalam suatu acara khusus di ruang rapat
gabungan komisi. Hadir pada acara itu antara lain para Kabag dan Kasubag, serta
ASN dan non ASN di lingkungan Setwan Purwakarta.
“Saya sengaja ditugaskan oleh Pak Sekwan, yang kebetulan tengah dinas luar, untuk memimpin acara pelepasan pak Sukendar, yang sejak 1 Oktober 2019 telah memasuki masa purna bhakti. Sudah menjadi kebiasaan di Setwan Purwakarta, menyambut siapa pegawai yang datang, dan melepas siapa yang pensiun,” jelas Dany,
“Saya sengaja ditugaskan oleh Pak Sekwan, yang kebetulan tengah dinas luar, untuk memimpin acara pelepasan pak Sukendar, yang sejak 1 Oktober 2019 telah memasuki masa purna bhakti. Sudah menjadi kebiasaan di Setwan Purwakarta, menyambut siapa pegawai yang datang, dan melepas siapa yang pensiun,” jelas Dany,
Pada kesempatan tersebut, Dany atas nama Setwan DPRD Purwakarta
berkenan memberikan semacam kadeudeuh, yang diterima Sukendar dengan suka cita.
Para pegawai yang hadir turut memberikan aplaus saat kadeudeuh itu diterima
oleh Sukendar.
Ditanya pengalamannya ketika menjadi petugas keamanan, yang paling
diingat Sukendar kejadian tragis tahun 2009. Ya, pada malam itu sekitar pukul
23.00 WIB, gedung DPRD disatroni para perampok, bertepatan dia sedang bertugas.
Para perampok yang jumlahnya lebih dari sepuluh orang mengendarai beberapa mobil. Ia
mengaku tak ingat sama sekali, lantaran kejadiannya demikian cepatnya.
“Saya pikir, mereka rombongan anggota DPRD yang baru pulang dari kunjungan ke luar kota. Anehnya, belum sempat saya membukakan pintu gerbang, mereka membukanya sendiri. Mereka langsung merangsek dan mengikat saya dan teman-teman. Waktu itu petugas jaga hanya tiga orang, dua lainnya tidur, Roni dan Rusdi. Biasa itu kami lakukan, tidur bergantian,” ujar Sukendar.
“Saya pikir, mereka rombongan anggota DPRD yang baru pulang dari kunjungan ke luar kota. Anehnya, belum sempat saya membukakan pintu gerbang, mereka membukanya sendiri. Mereka langsung merangsek dan mengikat saya dan teman-teman. Waktu itu petugas jaga hanya tiga orang, dua lainnya tidur, Roni dan Rusdi. Biasa itu kami lakukan, tidur bergantian,” ujar Sukendar.
Sukendar menambahkan, ia dan kawan-kawannya benar-benar dibuat tidak
berkutik. Pada saat yang sama juga ada
3 sopir, yang menumpang menginap di Musollah, juga diikat perampok. Alhasil,
Sukendar dan rekan-rekannya dibuat tidak berkutik. Para rampok itupun amat leluasa
memasuki ruangan demi ruangan. Selain merusak pintu ruangan fraksi fraksi, penjahat-penjahat itu berhasil membawa kabur sejumlah uang dari brankas Bagian
Keuangan.
Sejak kejadian itu Sukendar dan rekan-rekannya lebih waspada, terutama apabila sedang bertugas malam. Namun, diakuinya, kini dia bingung, setelah tidak bekerja lagi. Pasalnya, dua dari tiga anaknya sekarang masih duduk di bangku sekolah. Seorang masih kelas I SMA, adiknya masih duduk di kelas 3 SD. “Hanya yang sulung yang sudah berkeluarga,” tuturnya bernada pasrah. (Tjimplung)
Sejak kejadian itu Sukendar dan rekan-rekannya lebih waspada, terutama apabila sedang bertugas malam. Namun, diakuinya, kini dia bingung, setelah tidak bekerja lagi. Pasalnya, dua dari tiga anaknya sekarang masih duduk di bangku sekolah. Seorang masih kelas I SMA, adiknya masih duduk di kelas 3 SD. “Hanya yang sulung yang sudah berkeluarga,” tuturnya bernada pasrah. (Tjimplung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar