Purwakarta – Kita harus mampu
mencegah radikalisme sejak dini. Karena kalau tidak, maka lima atau sepuluh tahun lagi kita bisa berkelahi
dengan keluarga sendiri, dengan tetangga, bisa jadi dengan sahabat dekat. Demikian
dikatakan anggota Wakil Ketua Komisi I DPRD Purwakarta H. Ceceng Abdul Qadir,
S.PD.i, ketika menerima audiensi sejumlah pelajar yang tergabung dalam IPNU (
Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama)
Cabang Kecamatan Cibatu, Purwakarta di ruang rapat gabungan Komisi, Kamis
(10/10).
“Jangan menjustifikasi atau
melihat kesalahan orang lain dengan mata kepala sendiri, tapi harus melihat
juga indikator-indikator lainnya,” jelas anggota Fraksi PKB ini “Semisal
melihat seseorang menjadi pelacur, maka masih perlu kita perdalam dengan pertanyaan
lainnya, apa dia menjadi pelacur itu karena hobi, faktor ekonomi, atau hal-hal
lain, sehingga kita dapat menyimpulkan dan mengambil tindakan secara benar,” ujar Ceceng. “Intinya, segala sesuatu harus kita analisa mendalam
terlebih dulu, sebelum mengambil suatu keputusan,”tegasnya.
Ceceng mengatakan, dalam diskusi singkat tersebut ia sengaja memberikan tambahan
pemahaman kepada para pelajar, agar bisa menangkal radikalisme di Purwakarta
sejak sedini mungkin. Pasalnya, sambungnya, bila dibiarkan ini sangat berbahaya.
Para pelajar, kata Ceceng, belum bisa memisahkan, mana yang harus
dihindari dan mana yang harus diikuti. Artinya, sebaiknya mereka fokus saja pada
tugas dan kewajibannya sebagai pelajar. “Jangan sampai tergerus atau terbawa arus komunikasi sosial media yang belakangan
sering memberikan pemahaman yang salah kaprah. Bila itu tidak disadari sejak
dini, mereka justru akan kehilangan fokus pada tugas mereka sendiri,”ungkapnya.
Ditambahkan Ceceng, radikalisme
sangat berbahaya, bisa mememecah belah bangsa. Jika di Purwakarta tidak segera
diantisipasi, bisa terjadi konflik vertikal atau horizontal, seperti di daerah –daerah lain. “Oleh karena
itu, khususnya pelajar dan umumnya masyarakat Purwakarta, jangan sampai terjebak dalam masalah seperti itu, “ harapnya.
Ade Faturahman selaku pembina IPNU
dan IPPNU, mengatakan sengaja menggiring
para pelajar yang tergabung dalam IPNU maupun IPPNU, untuk mendengar langsung
dari Ceceng Abdul Qadir, bagaimana menghindari pengaruh negatif media sosial bagi perkembangan pelajar dimasa
yang akan datang.
Sementara, kata Ceceng, kita
tidak bisa memungkiri perkembangan era digitalisasi
yang sangat pesat saat ini. Gadget atau HP itu sebenarnya juga banyak
manfaatnya bila dipergunakan secara benar.
“Kita bisa belajar membuat aplikasi
yang bermanfaat untuk orang lain atau diri sendiri, bisa berbisnis sistem
online, bisa membangun perekonomian desa dll,”ujar Ceceng, yang mengaku punya usaha konpeksi
dan toko online ini.
Disarankan oleh Ceceng, agar
pelajar membuka Youtube, mencari
informasi desa terkaya di dunia dan desa mana saja di Indonesia, yang telah
memiliki PAD (penghasilan asli desa) sangat besar.
“Desa Ponggok dan Pujon
Kidul di Indonesia, tadinya hanya desa miskin, kini bisa menggaji kepala
desanya sebesar Rp. 25 juta bahkan sampai Rp. 50 juta per bulan,”ungkap Ceceng,
seraya menyarankan pelajar memanfaatkan
Gadget untuk hal-hal yang lebih penting.
(Tjimplung).
Salam pelajar milenial...
BalasHapusAlhamdulillah, Masya Allah... Saya selaku pelajar yang mengikuti audiensi ini, merasa tidak percaya, dibalik ini pertama kalinya saya melihat gedung DPRD, pertama kalinya saya berdiskusi dengan orang penting... Dan terbukti, tidak bisa diungkapkan secara lisan, tapi bisa dirasakan dengan perasaan.. ini sangat memotivasi saya untuk kelak di kemudian hari, walaupun sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ingin saya sampaikan.
Terima kasih